TOPIK 1. DASAR-DASAR KONSELING DAN PSIKOTERAPI

by Lutvia Fitriana

Assalamu’alaikum, haloo semuaaaanya..... Selamat datang di Blog Rumah Pintar Psikologi. Semoga kalian sehat selalu yaa... Jangan lupa bersyukur buat hari ini.. Oh ya sebelumnya aku mau ngingetin nih buat kalian yang sering keluar rumah atau beraktivitas di luar rumah jangan lupa pakai masker ya ... Rajin cuci tangan juga , jaga kesehatan aja ga bisa apalagi jaga hatii, hahahaha.....

Perkenalkan sebelumnya, namaku Lutvia Fitriana dari Mahasiswa Psikologi Untag Surabaya, saya ingin berbagi materi dan belajar bersama dengan kalian yaa..

TOPIK 1. DASAR-DASAR KONSELING DAN PSIKOTERAPI



     

1. PENGERTIAN KONSELING DAN PSIKOTERAPI

1.1  Pengertian Konseling



ASCA (American School Counselor Association) mendefinisikan konseling sebagai hubungan tatap muka yang bersifat rahasia, penuh dengan sikap penerimaan dan pemberian kesempatan dari konselor kepada klien, konselor mempergunakan pengetahuan dan keterampilannya untuk membantu klien mengatasi masalah-masalahnya. (dalam Achmad Juntika Nurihsan).

Sedangkan menurut Prayitno konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bidang pengembangan kehidupan pribadi, sosial, belajar, karir, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku.

Berdasarkan Rumusan diatas maka yang dimaksud dengan Konseling adalah:

1.          Proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara Konseling oleh seorang ahli (disebut Konselor) kepada individu yang sedang mengalami masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dialami oleh klien.

2.          Konseling adalah usaha membantu konseli/klien secara tatap muka dengan tujuan agar klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah khusus. Dengan kata lain, teratasinya masalah yang dihadapi oleh konseli/klien.

3.          Konseling merupakan suatu proses bantuan secara profesional antara konselor dan klien yang bertujuan membantu individu ( klien ) dalam memecahkan masalahnya agar individu dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya sesuai potensi atau kemampuan yang ada pada dirinya. Sejalan dengan perkembangan konsepsi bimbingan dan konseling, maka tujuan bimbingan dan konseling pun mengalami perubahan, dari yang sederhana sampai ke yang lebih komprehensif. Adapun tujuan bimbingan dan konseling adalah perkembangan optimal, yaitu perkembangan yang sesuai dengan potensi dan sistem nilai tentang kehidupan yang baik dan benar. Perkembangan optimal bukanlah semata- mata pencapaian tingkat kemampuan intelektual yang tinggi, yang ditandai dengan penguasaan pengetahuan dan keterampilan, melainkan suatu kondisi dinamik dimana dindividu: (1) mampu mengenal dan memahami diri, (2) berani menerima kenyataan diri secara objektif, (3) mengarahkan diri sesuai dengan kemampuan, kesempatan dan sistem nilai, (4) dan melakukan pilihan dan mengambil keputusan atas tanggung jawab sendiri

 

1.2  Pengertian Psikoterapi



 Istilah psikoterapi (psychotherapy) berasal dari dua kata, yaitu “psyche” dan “therapy”. Psyche artinya jiwa dan “therapy” adalah hati. Jadi psikoterapi mungkin dapat disebut Penyembuhan jiwa atau penyembuhan (usaha) mental. Jadi psikoterapi adalah perawatan dengan menggunakan alat-alat psikologis terhadap permasalahan yang berasal dari kehidupan emosional dimana seorang ahli secara sengaja menciptakan hubungan profesional dengan pasien, yang bertujuan ; (1) menghilangkan, mengubah atau menemukan gejala-gejala yanga da, (2) memperantarai (perbaikan) pola tingkah laku yang rusak, dan (3) meningkatkan pertumbuhan serta perkembangan kepribadian yang positif. (Bakran Hamdani, 2004).

2.      CIRI – CIRI KONSELING DAN PSIKOTERAPI

2.1 Konseling

-       Konseling menuntut dilaksanakannya oleh seorang konselor yang professional, kompeten dalam menangani berbagai macam konflik, kecemasan atau masalah yang berkaitan dengan keputusan pribadi, social, karir dan pendidikan.

-  Konseling melibatkan 2 orang tua atau lebih yang saling berinteraksi dengan komunikasi komunikasi secara langsung dan tidak lamgsung

-          Konseling tidak harus verbal, interaksi dalam konseling dapat dilakukan pula secara non verbal

-          Tujuan dari proses konseling adalah adanya perubahan tingkah laku klien

-          Konseling adalah proses yang dinamis

-          Konseling didasari atas permintaan konselor yang wajar terhadap klien

  2.2 Psikoterapi

-          Proses

Interaksi sistematis antara 2 pihak, formal, profesional, legal dan menganut kode etik psikologi.

-          Tujuan

Untuk mengubah kondisi psikologis seseorang, mengatasi permasalahan psikologis, atau meningkatkan potensi psikologis yang sudah ada (efektif, kognitif, perilaku)

-          Tindakan

Seorang psikoterapis melakukan tindakan yang sesuai degan ilmu psikologi modern yang sudah teruji efektivitasnya

   -          Tingkah laku, pikiran, dan perasaan

Diarahkan pada salah satu atau semua ciri dan fungsi psikologis

   -          Tingkah laku abnormal, memecahkan masalah, dan perkembangan pribadi

   Ada 3 kelompokklien yang dibantu oleh psikoterapi :

·       Orang – orang yang mengalami masalah tingkah laku abnormal

·      Orang – orang yang meminta bantuan untuk menangani hubungan yang bermasalah atau masalah pribadi yang tidak cukup berat tetapi dianggap abnormal

·  Orang – orang yang mencari psikoterapi karena dianggap sebagai sarana perkembangan kepribadian

-          Membutuhkan interkasi verbal

Tidak seperti konseling, bagaimanapun juga psikoterapi membutuhkan pembicaraan antara psikoterapis dengan klien.

3.      PERBEDAAN DAN PERSAMAAN KONSELING DAN PSIKOTERAPI

3.1  Perbedaan Psikoterapi Dengan Konseling

Konseling dan Psikoterapi merupakan suatu usaha profesional untuk membantu/ memberikan layanan pada individu-individu mengenai permasalahan yang bersifat psikologis. Dengan kata lain Konseling dan Psikoterapi bertujuan memberikan bantuan kepada klien untuk suatu perubahan tingkah (behauvioral change), kesehatan mental positif (positive mental health), pemecahan masalah (problen solution), keefektifan pribadi (personal effectiveness), dan pembuatan keputusan (decision making). Dengan demikian seorangkonselorperlu didukungoleh pribadi dan keterampilan yang dapat menunjang keefektifan konseling.

Konseling merupakan proses wawancara tatap muka antara dua orang (konselor dan klien) yang bertujuan untuk memberikan bantuan kepada klien, sehingga klien dapat memecahkan masalahnya dan lebih berkembang dalam kehidupan sekarang dan masa depannya. Menurut British Association of counseling (dalam Mappiare, 2006), konseling merupakan suatu proses bekerja dengan orang banyak, dalam suatu hubungan yang bersifat pengembangan diri, dukungan terhadap krisis, psikoterapis, bimbingan atau pemecahan masalah. Sedangkan psikoterapi merupakan interaksi sistematis klien-terapis memanfaatkan prinsip psikologis, untuk melakukan pengubahan pikiran, perasaan dan perilaku klien, dengan tujuan membantu klien mengatasi perilaku abnormal, memecahkan masalah dan atau berkembang sebagai individu.

Menurut Mappiare ada sejumlah perbedaan psikoterapi dan konseling dikemukakan sebagai berikut:

1.    Konseling merupakan bagian dari psikoterapi. Psikoterapi merupakan bagian yang lebih luas dari pada konseling.

2.     Konseling lebih mengarah pada penyebab atau awal masalah. Selanjutnya konseling lebih mengarah pada pengembangan- pendidikan-pencegahan. Berbeda dengan psikoterapi yang mengarah penyembuhan- penyesuaian-penyembuhan.

Dasar konseling adalah filsafat manusia. Dasar dari psikoterapi adalah perbedaan individual dengan dasar-dasar psikologi kepribadian dan psikopatologi. Pada perkembangan selanjutnya konseling  juga memanfaatkan perkembangan teori-teori kepribadian dalam konteks ilmu perilaku.

3.2  Persamaan Konseling dengan Psikoterapi

1.      Konseling dan Psikoterapi merupakan suatu usaha profesional untuk membantu/memberikan layanan pada individu-individu mengenai permasalahan yang bersifat psikologis.

2.    Konseling dan Psikoterapi bertujuan memberikan bantuan kepada klien untuk suatu perubahan tingkah (behauvioral change), kesehatan mental positif (positive mental health), pemecahan masalah (problen solution), keefektifan pribadi (personal effectiveness), dan pembuatan keputusan (decision making).

3.   Konseling dan psikoterapi membantu dan memberikan perubahan, perbaikan kepada klien (yaitu, eksplorasi-diri, pemahaman-diri, dan perubahan tindakan/perilaku) agar klien dapat sehat dan normal dalam menjalani hidup dan kehidupannya.

4.   Konseling dan psikoterapi merupakan bantuan yang diberikan dengan mencoba menghilangkan tingkah laku merusak-diri (self-defeating) pada klien.

5. Psikoterapi maupun konseling memberikan penekanan pentingnya perkembangan dalam pembuatan keputusan dan ketrampilan dalam pembuatan rencana oleh klien.

6.      Pentingnya saling-hubungan antara klien dan psikoterapis ataupun konselor disepakati sebagai suatu bagian integral dalam proses psikoterapi maupun konseling. Jadi, inti dari konseling dan psikoterapi adalah bantuan kepada klien melalui hubungan yang bersifat positif dan membangun.

7.    Konselor sering mempraktekkan apa yang oleh psikoterapis dipandang sebagai psikoterapi dan psikoterapis sering mempraktekkan apa yang oleh konselor dipandang sebagai konseling.

 

 4. TUJUAN DAN MANFAAT KONSELING DAN PSIKOTERAPI

4.1 Tujuan Konseling

            Beberapa ahli mengemukakan tujuan konseling sebagai berikut:

Tokoh

Tujuan Konseling

Willis

·         Mengembangkan potensi individu secara optimal

·         Mampu mengatasi masalah

·         Mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang selalu berubah

·         Bersifat preventif dan pengembangan individu

Prof. Rosjidan

·         Mengubah tingkah laku yang terganggu

·         Mencegah problem-problem

·         Mempelajari tingkah laku yang terganggu

 

Corey (dalam Abimanyu dan Manrihu, 1996)

·         Reorganisasi kepribadian

·         Menemukan makna dalam hidup

·         Penyembuhan gangguan emosional

·         Penyesuaian terhadap masyarakat

·         Pencapaian aktualisasi

·         Peredaan kecemasan

·         Penghapusan perilaku maladaptive

·         Mempelajari pola-pola mal adaptif

Shertzer dan Stone (dalam Abimanyu dan Manrihu, 1996)

·         Perubahan perilaku

·         Kesehatan mental yang positif

·         Keefektifan pribadi

·         Pengambilan keputusan


4.2 Tujuan Psikoterapi

a.    Memperkuat motivasi untuk melakukan hal yang benar tetapi bersifat direktif (mengarahkan) dan suportif (memberikan dukungan), persuasi dengan cara dibei nasehat sederhana sampai dengan hypnosis

b.      Mengurangi tekanan emosi melalui kesempatan untuk mengekspresikan secara mendameglan

c.       Membantu klien untuk mengenmbangkan potensinya

d.  Mengubah kebiasaan terapis menyiapkan situasi belajar baru untuk mengganti kebiasaan-kebiasaan yang kurang adaptif

e.       Mengubah struktur kognitif individu, struktuf kognitif perlu diubah untuk disesuaikan dengan kondisi yang ada

f.       Meningkatkan pengetahuan dan kapasitas untuk mengambil keputusan dengan tepat

g.      Meningkatkan pengetahuan diri atau insight (pencerahan)

h.      Meningkatkan hubungan antar pribadi, dengan menggunakan terapi kelompok

i.        Mengubah proses somatic (fisik) supaya mengurangi rasa sakit dan meningkatkan kesadaran tubuh

j.        Mengubah status kesadaran untuk mengembangkan kesadaran, control, dan kreativitas diri

4.3  Manfaat Konseling

a.       Konseling akan membuat diri kita menjadi lebih baik, karena merasa lebih bahagia, tenang dan nyaman karena konseling tersebut membantu klien untuk menerima setiap sisi yang ada dalam dirinya.

b.      Konseling membantu menurunkan bahkan menghilangkan tingkat stress dan depresi.

c.       Konseling membantu klien untuk dapat memahami dan menerima diri sendiri dan orang lain.

d.      Perkembangan personal akan meningkat secara positif karena ada konseling.

4.4 Manfaat Psikoterapi

a.       Membantu pasien untuk lebih memahami diri sendiri termasuk nilai dan tujuan hidup.

b.      Mengajari pasien untuk memiliki keterampilan dalam hidup yang sangat penting.

c.       Menolong pasien untuk menemukan solusi yang dapat menangani masalah mereka.

d.      Menolong pasien untuk mengerti masalah mereka dan memahaminya dari sudut pandang lain.

 

 

REFERENSI

 

Achmad Juntika Nurihsan. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung. Remaja

   Rosdakarya, 2005, hal:6

Corey, G. 2005.Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi.Jakarta:Refika Aditama

Hamdani Bakran. Konseling dan Psikoterapi Islam. Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru. 2004.

   Hal: 225

Mappiare, Andi. 2006. Kamus Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: PT. Rajawali Grafindo 

     Persada.

Prayitno dan Erman Amti. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta. Rineka Cipta,

      2004. hal: 338-339

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TOPIK 5. MIKROSKILLS TAHAPAN KONSELING DAN PSIKOTERAPI

TOPIK 4. TIPE-TIPE KONSELING DAN PSIKOTERAPI